Selasa, 01 Januari 2013

SUBJUNCTIVE WITH ‘IF ONLY’



PENGERTIAN
Subjunctive digunakan untuk menyatakan/mengungkapkan suatu kejadian, keinginan/pengharapan yang bertentangan dengan apa yang sesungguhnya ada atau terjadi.

I). Future simple (Waktu yang akan datang)

A. Explanation
Ini digunakan untuk menyatakan pengandaian/imajinasi/harapan/lamunan pada waktu yang akan datang, walaupun pembicara/penulis sadar betul bahwa itu semua hanya sebatas harapan hampa saja, karena memang hal itu tidak akan pernah terjadi seperti yang diharapkan itu, hanya mengandaikan saja.
Untuk menyatakan hal yang akan datang, yang jika dalam KEADAAN SEBENARNYA digunakan MODAL-1; seperti WILL dan teman-temannya (CAN, SHALL, MAY), maka dalam kalimat SUBJUNCTIVE-nya atau ‘IF ONLY’-nya ini dipakai bentuk lampau; yaitu ‘WOULD’ dan teman-tamannya (COULD, SHOULD, MIGHT) di depan SUBJECT.
Untuk to be; (AM, ARE, IS) pada waktu yang akan datang, pada kalimat sesungguhnya maka pada kalimat ini digunakan bentuk lampau yaitu  hanya ’WERE’ saja, bukan yang lain.
Kesimpulan; Jika pada kalimat sesungguhnya/keadaan sebenarnya itu dalam keadaan FUTURE/yang akan datang, maka dalam keadaan pengandaian ‘IF ONLY’ itu PAST FUTURE/lampau.
           
            B. Pattern/Rumus:
 IF ONLY: If only + subject + V-2
(FACT: Subject + V-1)

IF ONLY: If only + subject +WERE+NV.
(FACT: Subject + AM, ARE, IS +NV)

IF ONLY: If only +subject  + WERE +V-ing.
(FACT: Subject + AM,ARE, V-ing)

C. Contoh/Examples:
 IF ONLY: If only you could come with us tonight.
 (Seandainya engkau bisa datang bersama kita nanti malam.)
 FACT: You can’t come with us.
 (Faktanya: Engkau tidak bisa datang bersama kita nanti malam.)

IF ONLY: If only would call me.
(Seandainay dia akan menelpunku.)
FACT: She will not call me.
(Faktanya: Dia tidak akan menelpunku)

IF ONLY: If only she weren’t going to be here.
(Seandainya dia akan berada di sini.)
FACT: He is not going to be here.
(Faktanya: Dia tidak akan berada di sini.)

IF ONLY: If only she could come tomorrow.
(Seandainya dia bisa datang besuk.)
FACT: She can’t come tomorrow.
(Kenyataanya: Dia tidak bisa datang besok.)

II). Present Simple (sekarang)

A. Explanation
Ini digunakan untuk menyatakan pengandaian/imajinasi/harapan/lamunan pada waktu sekarang, walaupun pembicara/penulis sadar betul bahwa itu semua hanya sebatas harapan hampa saja, karena memang hal itu tidak terjadi pada waktu sekarang, seperti yang diharapkan itu, hanya mengandaikan saja.
Untuk menyatakan hal yang terjadi, yang jika dalam KALIMAT SEBENARNYA digunakan VERB-1; seperti DO/DOES dan teman-temannya (enjoy/enjoys, study/studies, visit/visits, go/goes dan see/sees), maka dalam kalimat SUBNUNCTIVE-dengan’IF ONLY’ ini dipakai bentuk LAMPAU/VERB-2; yaitu ‘DID’ dan teman-tamannya {enjoyed, studied, visited, went dan saw) sesudah SUBJECT.
Untuk TO BE; (AM, ARE, IS+NV=Non Verb) pada WAKTU SEKARANG, pada kalimat SEBENARNYA, maka pada KALIMAT INI digunakan BENTUK LAMPAU yaitu hanya ’WERE+NV=Non Verb’ saja, BUKAN YANG LAIN.
Kesimpulan Jika pada SENBENARNYA itu dalam keadaan PRESENT/sekarang, maka dalam keadaan PENGANDAIAN ‘IF ONLY’ itu PAST .

b. Pattern/Rumus
IF ONLY: If only + Subject 1+ V2.
REALITY: Subject + V-1

IF ONLY: If only + Subject 1+ were +NV=Non Verb.
REALITY: Subject +am, are, is +Non Verb

c. Examples/contoh:
IF ONLY: If only Tono spoke English fluently.
(Seandainya Tono itu berbicara bahasa Inggris dengan fasih.)

REALITY: Tono doesn’t speak English fluently.
(Tono tidak berbicara bahasa Inggris dengan fasih)

IF ONLY: If only John were coming to class now.
(Seandainya John masuk sekolah sekarang.)

REALITY: John isn’t coming to class.
(John tidak masuk sekolah sekarang)

IF ONLY: If only books were not expensive.
(Seandainya buku tidak mahal.)
IF ONLY: If only books were cheap.
(Seandainya buku murah.)

REALITY: Books are very expansive now.
(Buku sangat mahal sekarang.)

III). Past Simple (lampau)

A. Explanation
Ini digunakan untuk menyatakan pengandaian/imajinasi/harapan/lamunan pada waktu lampau, atau juga bisa untuk menyesali sesuatu yang telah terjadi/menyesali karena tidak terjadi, walaupun pembicara/penulis sadar betul bahwa itu semua hanya sebatas harapan hampa saja, karena memang hal itu tidak terjadi pada waktu lampau, seperti yang diharapkan itu, hanya mengandaikan saja.
Untuk menyatakan hal yang telah terjadi pada waktu lampau, yang jika dalam kalimat biasa/nyata digunakan VERB-2; seperti DID dan teman-temannya (enjoyed, studied, visited, went dan saw), maka dalam kalimat subjunctive-nya dengan ‘IF ONLY’-nya ini dipakai bentuk past perfect; yaitu ‘HAD DONE’ dan teman-tamannya {had enjoyed, had studied, had visited, had gone dan had seen) di depan Subject.
Untuk to be; (WAS/WERE+NV=Non Verb/bukan kata kerja) pada waktu lampau, pada kalimat senyatanya, maka pada kalimat subjunctive ‘if only’ ini digunakanlbentuk PAST PERFECT atau lebih lampau: HAD BEEN+NV=Non Verb.
Kesimpulan; Jika pada kalimat senyatanya/keadaan sebenarnya itu dalam keadaan past simple/lampau, maka dalam keadaan pengandaian ‘if only’nya itu past perfect.

B. PATTERN:
IF ONLY +Subject 1+ had+V3.
(REALITY: Subject +Verb-2)
IF ONLY +Subject 1+ had+been+NV.
(REALITY: Subject + were +NV)

C. EXAMPLES:
 IF ONLY: If only my mother had had more time last night.
 (Seandainya ibuku sudah mempunyai banyak waktu tadi malam.)
 REALITY: She didn’t have more time last night.
 (Kenyataannya: Beliau tidak mempunyai lebih banyak waktu tadi malam.)

IF ONLY: If only he had not been absent yesterday.
(Pengandaian: Seandainya dia tidak absent kemarin.)
REALITY: He was absent. (Dia absen)
(He was not present. (Dia tidak hadir)

IF ONLY: If only he had come last night.
(Seandainya dia datang tadi malam)
REALITY: He didn’t come last night.
(Kenyataanya: Dia tidak datang tadi malam.)