Sampai Mati Lampu
Parlen sedang berjalan-jalan bersama pacarnya dengan menggunakan mobil. Di tengah perjalanan di kota, Parlen memarkirkan mobilnya di pinggir jalan yang sepi. Parlen kemudian mencoba mendekati pacarnya dan merayunya. “Sayang sini dong duduk didekat abang.” Pacarnya pun duduk diketnya. Parlen mencoba untuk merangkul pacarnya dalam mobilnya.
“ Jangan dong bang” jawab gadis tersebut dengan malu-malu dan sambil menolak rangkulan Parlen. Parlen tidak sabar lagi, Dia mencoba merangkulnya sekali lagi, namun gadis tersebut tetap menolaknya. “ Bang jangan sekarang dong, beri aku waktu…!”
“ Tetapi berapa lama? 24 jam? Seminggu? Sebulan? Atau Satu tahun lagi?”
“ Gak perlu selama itu dong bang”
“Jadi berapa lama lagi?”
“ Cukup abang tunggu sampai listrik di kota ini mati”
“ Jangan dong bang” jawab gadis tersebut dengan malu-malu dan sambil menolak rangkulan Parlen. Parlen tidak sabar lagi, Dia mencoba merangkulnya sekali lagi, namun gadis tersebut tetap menolaknya. “ Bang jangan sekarang dong, beri aku waktu…!”
“ Tetapi berapa lama? 24 jam? Seminggu? Sebulan? Atau Satu tahun lagi?”
“ Gak perlu selama itu dong bang”
“Jadi berapa lama lagi?”
“ Cukup abang tunggu sampai listrik di kota ini mati”